SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN DI INDONESIA
Berbicara tentang sejarah keperawatan di Indonesia, maka perkembangan keperawatan di Indonesia dapat dibagi dalam tiga masa yaitu:
A. Keperawatan di Masa Kuno
Masyarakat Indonesia di masa kuno beranggapan bahwa penyakit itu disebabkan oleh perbuatan makhluk halus yang jahat. Kepercayaan ini begitu mengakar pada masyarakat, sehingga ketika ada yang sakit maka mereka akan pergi ke dukun untuk mendapatkan pengobatan. Pengobatan yang dilakukan yaitu dengan menggunakan mantra-mantra dan bahan-bahan tertentu yang tidak terbukti khasiatnya. Dari segi keperawatan, orang yang sakit hanya dirawat oleh kaum wanita yang berlandaskan kepada naluri keibuan (mother instinc). Tidak ada catatan yang menyebutkan kaum pria ikut serta melakukan perawatan dengan alasan kaum pria tidak mempunyai kasih sayang yang cukup untuk merawat orang sakit. Pada masa kuno ini, tidak ada catatan sejarah yang menyebutkan perkembangan yang berarti dalam bidang keperawatan.
B. Keperawatan di
Masa Penjajahan
Di masa penjajahan, perkembangan keperawatan di Indonesia mengalami
kemajuan. Perkembangan keperawatan banyak dipengaruhi oleh konsep-konsep
keperawatan dari Negeri Belanda. Hal ini tidak terlepas dari peranan pemerintah
Belanda yang mendirikan dinas kesehatan khusus tentara (saat itu disebut MGD)
dan dinas kesehatan rakyat (saat itu disebut BGD). Melalui kedua dinas tersebut
pemerintah Belanda merekrut perawat dari penduduk pribumi.
Perawat yang dalam bahasa Belanda disebut Velpleeger menjalankan
tugasnya sebagai perawat dengan dibantu oleh penjaga orang sakit yang disebut Zieken
Opposer. Para perawat dan penjaga orang sakit ini difasilitasi untuk
membentuk organisasi profesi. Organisasi profesi perawat pertama dibentuk di
Surabaya pada tahun 1799, organisasi tersebut bernama Perkoempoelan Zieken
Velpleeger / Velpleester Boemi Poetra (disingkat PZVB Boemi Poetra).
Para perawat ini bekerja di Binnen Hospital di Surabaya untuk merawat
staf dan tentara Belanda.
Untuk meningkatkan kemampuan para perawat ini agar dapat memberikan
pelayanan keperawatan yang profesional, maka para perawat ini melalui
organisasinya diberikan semacam pendidikan dan pelatihan oleh pemerintah
Belanda. Ilmu keperawatan pada masa Belanda disebut Verpleegkunde. Sejak
saat itu banyak sekali istilah-istilah keperawatan Indonesia yang mengadopsi
bahasa Belanda. Sampai sekarang masih sering kita dengar istilah Belanda
tersebut, misalnya nierbeken (bengkok), laken (sprei), bovenlaken
(kain penutup), warm-water zak (buli-buli hangat), Iiskap (buli-buli
dingin), scheren (gunting/cukur), dan lain-lain.
Ketika kekuasaan beralih ke masa Pemerintahan Jepang, keperawatan Indonesia
mengalami masa kegelapan. Wabah penyakit menyebar di mana-mana, jumlah orang
sakit meningkat, sementara bahan-bahan yang dibutuhkan seperti balutan dan
obat-obatan dalam kondisi kekurangan. Pendidikan keperawatan yang dilakukan
oleh pemerintah Belanda terhenti. Banyak perawat yang berhenti bekerja sebagai
perawat dikarenakan ketakutan dan kecemasan. Selanjutnya tidak ada catatan
perkembangan sampai akhirnya Indonesia mendapatkan kemerdekaan.
C. Keperawatan Indonesia Setelah Kemerdekaan
Sejarah perkembangan keperawatan Indonesia setelah kemerdekaan adalah
sebagai berikut:
1. Sebelum tahun 1950:
Indonesia belum mempunyai konsep dasar tentang keperawatan.
2. Tahun 1950: Indonesia
mendirikan pendidikan perawat yaitu Sekolah Penata Rawat (SPR).
3. Tahun 1945 – 1955: Berdirinya beberapa organisasi
profesi, diantaranya yaitu Persatuan Djuru Rawat dan Bidan Indonesia (PDBI),
Serikat Buruh Kesehatan, Persatuan Djuru Kesehatan Indonesia (PDKI), Persatuan
Pegawai Dalam Kesehatan.
4. Tahun 1962: Berdirinya Akademi Keperawatan (Akper).
5. Tahun 1955 - 1974: Organisasi profesi keperawatan
mengalami perubahan yaitu Ikatan Perawat Indonesia, Ikatan Bidan Indonesia,
Ikatan Guru Perawat Indonesia, Korps Perawat Indonesia, Majelis Permusyawaratan
Perawat Indonesia Sementara (MAPPIS), dan Federasi Tenaga Keperawatan.
6. Tahun 1974: Rapat Kerja Nasional tentang Pendidikan
Tenaga Perawat Tingkat Dasar yaitu berdirinya Sekolah Perawat Kesehatan (SPK)
yang mengganti Sekolah Penata Rawat (SPR).
7. Tahun 1974: Berdirinya Persatuan Perawat Nasional
Indonesia (PPNI).
8. Tahun 1876: Pendidikan Keperawatan di Indonesia yang
semula menyatu dengan pelayanan di rumah sakit, telah mulai memisahkan diri
(terpisah) dari rumah sakit.
9. Pada Januari 1983: Dilaksanakannya Lokakarya Nasional
Keperawatan I yang menghasilkan: a) Peranan Independen dan Interdependen yang
lebih terintegrasi dalam pelayanan kesehatan; b) Program gelar dalam pendidikan
keperawatan; c) Pengakuan terhadap keperawatan sebagai suatu profesi yang
mempunyai identitas profesional berotonomi, berkeahlian, mempunyai hak untuk
mengawasi praktek keperawatan dan pendidikan keperawatan.
10.
Tahun 1985:
Berdiri Pendidikan Keperawatan Setingkat Sarjana (S1 Keperawatan) yang pertama
yaitu Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia yang menjadi momentum
terbaik kebangkitan Profesi Keperawatan di Indonesia.
11.
Tahun 1999:
Berdiri Pendidikan Keperawatan Pasca Sarjana (S2 Keperawatan).
12.
Tahun 2000:
Keluarnya Lisensi Praktek Keperawatan berupa Peraturan Menteri Kesehatan.
PERKEMBANGAN
KEPERAWATAN DI PALEMBANG, SUMATERA SELATAN
Perkembangan keperawatan di Palembang mengikuti perkembangan keperawatan Indonesia pada umumnya. Sebelum tahun 2000, pendidikan keperawatan di Palembang khususnya dan Sumatera Selatan pada umumnya adalah Sekolah Perawat Kesehatan dan Akademi Keperawatan yan diselenggarakan oleh Departemen Kesehatan dan pihak swasta. Hampir di setiap kabupaten / kota di Sumatera Selatan terdapat lembaga pendidikan keperawatan.
Perkembangan keperawatan di Palembang mengikuti perkembangan keperawatan Indonesia pada umumnya. Sebelum tahun 2000, pendidikan keperawatan di Palembang khususnya dan Sumatera Selatan pada umumnya adalah Sekolah Perawat Kesehatan dan Akademi Keperawatan yan diselenggarakan oleh Departemen Kesehatan dan pihak swasta. Hampir di setiap kabupaten / kota di Sumatera Selatan terdapat lembaga pendidikan keperawatan.
Pada tahun 2000,
berdiri pendidikan keperawatan setingkat sarjana yang pertama yaitu Program
Studi Ilmu Keperawatan (PSIK) Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIK) Bina
Husada yang diselenggarakan oleh Yayasan Bina
Husada. Berdirinya PSIK STIK Bina Husada memberikan perkembangan yang cukup
pesat di bidang keperawatan. Tokoh-tokoh yang pendiri PSIK STIK Bina Husada
yaitu Bapak Dr. H. Chairil Zaman, MSc., Bapak H. Amar Muntaha, SKM., M. Kes.,
Bapak Drs. H. M. Ali Yusuf, Bapak H. Martawan Madari, SKM., M. Kes. Ibu Dra.
Hj. Herawati.
Kemudian pada
tahun 2001, menyusul berdirinya Program Studi Ilmu Keperawatan (PSIK) di
Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya. Berikutnya menyusul berdiri yaitu
PSIK STIKes Siti Khodijah dan PSIK STIKes Muhammadiyah.
BAHAN BACAAN:
RSCM, 1997. Pedoman Perawatan RSUP Nasional. RSCM: Jakarta.
M. Bouwhuizen. Ilmu Keperawatan (Verpleegkunde Zn). Alih bahasa: Drs. Med. Moelia Radja Siregar. EGC: Jakarta.
La Ode Jumadi Saffar, SKp. Pengantar Keperawatan Profesional. EGC: Jakarta.
Muslim Sudirman, SKp. (2000). Catatan Kuliah: Konsep Dasar Keperawatan I. PSIK STIK Bina Husada Palembang.
Nurharlinah, SKp. (2000). Catatan Kuliah: Konsep Dasar Keperawatan I. PSIK STIK Bina Husada Palembang.
RSCM, 1997. Pedoman Perawatan RSUP Nasional. RSCM: Jakarta.
M. Bouwhuizen. Ilmu Keperawatan (Verpleegkunde Zn). Alih bahasa: Drs. Med. Moelia Radja Siregar. EGC: Jakarta.
La Ode Jumadi Saffar, SKp. Pengantar Keperawatan Profesional. EGC: Jakarta.
Muslim Sudirman, SKp. (2000). Catatan Kuliah: Konsep Dasar Keperawatan I. PSIK STIK Bina Husada Palembang.
Nurharlinah, SKp. (2000). Catatan Kuliah: Konsep Dasar Keperawatan I. PSIK STIK Bina Husada Palembang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar